Cari Blog Ini

"WORDS CAN CHANGE ANYTHING"

Hidup ini singkat. Tidak ada waktu untuk meninggalkan kata-kata penting tak terkatakan. -Paulo Coelho-

Selasa, 18 Januari 2011

PULAU UMANG


By : vincenthia rh


Pulau Umang yang dulunya semak belukar seluas lima hektare, kini menjadi objek wisata yang menarik, setelah ditata sedemikian rupa. Pulau tersebut kini merupakan satu tambahan kekayaan bagi dunia kepariwisataan di Provinsi Banten. Objek wisata baru ini terletak di wilayah Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang yang dapat ditempuh sekira 3 jam dari Kota Jakarta.
Untuk mencapai Pulau Umang yang dapat terlihat dengan jelas dari tepi Pantai Pandeglang, tidak sulit. Jaraknya relatif dekat, hanya beberapa mil. Dalam waktu 15 menit dengan menggunakan kapal motor yang disediakan pihak pengelola, wisatawan dari tempat pemberangkatan bisa sampai ke tempat tujuan.
Dalam setahun terakhir ini Pulau Umang ditata sedemikian rupa. Di atasnya didirikan sejumlah bangunan, yang materialnya didominasi oleh kayu dengan posisi menghadap ke laut. Di sekitar bangunan-bangunan tersebut, keaslian alam pulau tersebut tetap dipertahankan.
Sejak dibuka, objek tujuan wisata tersebut terus dikunjungi orang. Sumber penerangan di lokasi wisata yang indah ini berasal dari genset sehingga bisa dikunjungi malam hari. Dari fasilitas yang tersedia, wisatawan dapat memanfaatkan waktu berliburnya dengan bermalam. Bangunan-bangunan yang berdiri di atas pulau ini selain balai pertemuan, adalah 60 bangunan berupa vila. Masing-masing vila terdiri dari dua kamar, dilengkapi dengan gazebo.
Selama berada di Pulau Umang, untuk mengisi waktu di pagi hingga sore hari, pengunjung bisa memanfaatkannya dengan berenang, yang tempatnya berada di pingir pantai. Untuk fasilitas ini, siapa pun bisa terlibat, termasuk anak-anak.Sedangkan untuk malam hari, pihak pengembang Pulau Umang telah menyiapkan pula tempat bewisatawan untuk bersantai, berupa kafe maupun tempat untuk berkaraoke.

Kawasan konservasi
H.R. Manajer Pulau Umang, Ary Mustary, keberadaan objek wisata pulau di Provinsi Banten, merupakan hal baru, walau di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon ada Pulau Peucang dan Handeuleum. Keberadaan Pulau Umang dalam konteks yang demikian bukan hanya sebagai objek wisata, tetapi juga merupakan kawasan konservasi.
Pada awalnya, Pulau Umang hanyalah sebagai tempat peristirahatan pemiliknya, yaitu seorang pengusaha nasional yang tinggal di Jakarta. Namun setelah beberapa lama, dijadikan sebagai objek wisata dan kawasan konservasi.
“Dalam membangun kawasan wisata di Pulau Umang, kami menjalin kerja sama dengan Ujung Kulon Conservation Society (UCS) sebagai lembaga yang concern terhadap pelestarian lingkungan,” katanya.
Dengan adanya kerja sama tersebut, katanya, pengembangan kawasan objek wisata di Pulau Umang tidak hanya berorientasi pada bisnis, tapi juga berwawasan lingkungan dan memperhatikan segi-segi konservasi alam. Karenanya, tidak heran bila di Pulau Umang, pengunjung tidak semata-mata dapat menikmati keindahan pantai dan laut, tinggal di vila, berenang, bersantai di gazebo, tetapi juga bisa melihat flora maupun fauna.
“Kami di sini juga mengembangkan budidaya tumbuhan maupun satwa seperti itu, kambing, kupu-kupu dan jenis satwa lainnya,” ujarnya.
Selain itu, pengelola Pulau Umang juga telah mencoba membuat program pengenalan dan kepedulian lingkungan yang dikemas dalam bentuk paket perkemahan (summer camp). Sampai saat ini, menurut Ary, kedua paket itu cukup diminati beberapa kelompok masyarakat maupun anak sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar